Tarian Serimpi merupakan tarian bernuansa mistik yang
berasal dari Yogyakarta. Tarian ini diiringi oleh gamelan Jawa. Tarian ini
dimainkan oleh empat orang penari wanita. Gerakan tangan yang lambat dan
gemulai, merupakan ciri khas dari tarian Serimpi. Tarian srimpi sangopati karya
Pakubuwono IX ini, sebenarnya merupakan tarian karya Pakubuwono IV yang
memerintah Kraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1788-1820 dengan nama Srimpi
sangopati kata sangapati itu sendiri berasal dari kata “sang apati” sebuah
sebutan bagi calon pengganti raja. Tarian ini melambangkan bekal untuk kematian
(dari arti Sangopati) diperuntukan kepada Belanda.
Tarian yang ditarikan 4 putri itu masing-masing mendapat
sebutan : air, api, angin dan bumi/tanah, yang selain melambangkan terjadinya
manusia juga melambangkan empat penjuru mata angin. Sedang nama peranannya
Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Komposisinya segi empat yang melambangkan tiang
Pendopo. Seperti Bedhaya, tari Srimpipun ada yang suci atau sakral yaitu Srimpi
Anglir Mendhung. Juga karena lamanya penyajian (60 menit) maka untuk konsumsi
masa kini diadakan inovasi.
Contoh Srimpi hasil garapan baru :
Ø Srimpi Anglirmendhung menjadi 11 menit
Ø Srimpi Gondokusumo menjadi 15 menit
Legenda Tari Serimpi muncul pertama kali di masa kejayaan
Kerajaan Mataram yang diperintah oleh Sultan Agung (1613-1646). Tarian ini
hanya dipentaskan dalam lingkungan kraton sebagai acara ritual kenegaraan
sampai peringatan naik takhta sultan. Kerajaan Mataram terpecah menjadi
Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta pada tahun 1775.
0 komentar:
Posting Komentar